PEMIMPIN YANG EFEKTIF (Bagian I)

>> Thursday, July 31, 2008

Situasi global di milenium ketiga ditandai dengan berbagai ciri antara lain : adanya berbagai bentuk kompromi dan aliansi internasional artinya batas pemisah antar negara semakin sempit, teknologi informasi dan virtual supercanggih, perdagangan tanpa batas-batas negara dan lain-lain.


Semua ciri-ciri di atas merupakan suatu hal yang telah disepakati oleh seluruh warga dunia baik melalui kesepakatan tertulis maupun tidak. Artinya disadari atau tidak kondisi ini akan dihadapi baik disukai (dengan anggapan sebagai peluang) maupun tidak disukai (dengan anggapan sebagai suatu tantangan).

Menghadapi kondisi global ini, kita membutuhkan banyak kompetensi diantaranya adalah memiliki pemimpin yang berkemampuan. Pemimpin yang berkemampuan adalah seorang yang memiliki kemampuan dalam tiga hal yaitu : pertama, berani menghadapi tantangan; kedua, mampu memetik manfaat dari arus perubahan yang terjadi; dan ketiga, mampu mendesain lingkungan atau meng-create perubahan sesuai dengan keinginannya. Seseorang baru dikatakan sukses memimpin kalau dia telah mencapai ketiga hal tersebut.

Banyak literatur yang membahas tentang kepemimpinan, dari yang klasik konvensional sampai yang bersifat futuristik. dari pemikiran John Adair sampai pemikiran Feter F Drucker. Namun disini tidak akan dibahas semua pemikiran tersebut karena terlalu kompleks dan teoritis. Yang akan dibahas adalah makna pemimpin yang berkemampuan, yakni pemimpin yang efektif.

Pemimpin yang efektif adalah seorang yang memiliki talenta kepemimpinan yang besar, wibawa kepemimpinan yang memadai yang dirasakan oleh lingkungan sekitarnya, punya tekad, kemauan, dan rasa kepercayaan diri (self confident) yang tinggi, serta memiliki kemampuan prima dalam mengkoordinir orang untuk menjalankan fungsi kepemimpinannya ( sebagai manajer). Untuk semua kemampuan tersebut, maka seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial yang tinggi.

Hal terpenting yang membuat pemimpin itu efektif adalah eksekusi. Artinya bagaimana dia melaksanakan dan mewujudkan semua visi, misi, strategi, program, rencana, dan ide-ide yang dimiliki. Jadi pemimpin yang efektif tidak hanya sebatas omongan dan janji-janji saja atau terbatas kemampuannya berorasi atau berpidato dihadapan orang-orang yang dipimpinnya. Jadi pemimpin efektif terletak pada implementasi. Do or action! Not talk only...! (Bersambung....)






Read more...

tanggapan komentar

Terima kasih ya komentarnya lina. Abnormal situation yang dimaksud adalah dalam konteks sistem organisasi baik birokrasi maupun corporate (perusahaan). Dalam konteks antara rakyat dan negara tidak dipandang bahwa rakyat adalah bawahan atau sebaliknya negara /pemerintah adalah atasan. Jika kita kembali pada tujuan pembangunan justru yang menjadi objek pembangunan adalah rakyat artinya yang dibangun adalah masyarakat sehingga tujuan mulia bangsa adalah menjadikan rakyat sejahtera dan makmur. Pembangunan saranaprasarana bukan tujuan akhir tapi tujuan akhirnya adalah kemakmuran dan kesejahteraan, jadi jika kita melihat suatu daerah dengan sarana prasarana jalan bagus, bangunan elit, fasilitas publik ada, lalu kita menilai pembanguna sudah mencapai tujuan, ini keliru karena sesungguhnya yang dilihat adalah apakah sarana prasarana itu dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat. Ibaratnya kita bangun kota megah sementara di pelosok desa masih banyak rakyat yang gak makan, rumah seadanya, penduduk miskin semakin bertambah.
Menurut saya pajak bukan isentif rakyat terhadap negara tetapi kewajiban rakyat yang lebih makmur untuk membantu saudara=saudarnya yang belum makmur. Ini filosofinya, kenyataannya seperti apa barangkali semua punya punya persepsi masing-masing.

Read more...

NORMAL SITUATION DAN ABNORMAL SITUATION.......

>> Thursday, July 24, 2008

Theori merupakan kesimpulan yang diperoleh oleh para ilmuwan setelah melakukan pengamatan terhadap peristiwa/kejadian berulang yang terjadi pada situasi normal (normal situation)
Apakah kita berada pada situasi yang normal? Kalau ya, kenapa beberapa theori seakan jauh sekali dari penerapan yang ada? Ataukah kita berada pada situasi pengecualian (abnormal situation). Hal di bawah ini menunjukkan kita berada pada situasi normal atau tidak....
Normal situation : Para ilmuwan berpendapat bahwa dalam rangka memotivasi karyawan agar menunjukkan prestasi kerja, maka perusahaan memberikan insentif/reward atau penghargaan. Theori ini terbukti telah memberikan pengaruh yang besar bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya.
Abnormal situation : Karyawab dituntut memberikan insentif agar dianggap berprestasi, ini tentu saja berlawanan dengan theori di atas. Mengapa demikian? Karena insntif seharusnya diterima oleh bawahan bukan atasan, lalu prestasi kerja ditunjukkan oleh hasil kerja bukan insentif karena insnetif adalah akibat bukan sebab. Jadi jika ini yang berlaku dilingkungan kita, maka kita berada pada abnormal situation, Maka bersiap-siaplah menjungkirbalikkan theori-theori yang telah dihasilkan oleh para ilmuwan................................

Read more...

liburan sekolah

>> Thursday, July 17, 2008

Vela bergaya di depan arena Dinosaurus Senayan.................

Vela, mbak rima (didepan), Mas reza dan bang vega (di belakang)

di Gelanggang Samudera Ancol............



Vela ..... dibandara batam







Bang Vega, Mas Reza dan Vela Di academy policy show, Ancol.................




Anak-anak (Vega dan vela)


Di theater Empat Dimensi Gelanggang Samudera Ancol...............












Read more...

  © Blogger template Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP